Kamis, 31 Maret 2011

Tak pernah ku ingin di kenal hanya untuk dilupakn...
Tak juga prnah ku ingin di cintai hanya untuk dilupakn..
Aq dtang mmbawa cinta dan kesetiaan,
Aq tanami ladang hatiku dgn bunga cinta yg indah nan harum
Hari,minggu,bulan,tahunpun berlalu
Dan smuanya pun berubah,
Bunga cinta itu berguguran bersama penghianatanmu padaku
Kau tinggalkan luka dan kehancuran,
Pernahkah kuminta kau tuk tanami ladang hatiku dengan cintamu?
Kini,,,,
Ku tak mampu kosongkan puing-puing cinta itu,
Sungguh ku benci dengan rasa ini,hilangkan semua dalam hatiku,bawalah
kembali smua bunga cinta yang kau tanamkan dalam ladang hatiku seiring
kepergianmu dengan dirinya.
Hanya dengan senyuman kau luluhkan hatiku
Hanya dengan senyuman kau tlah perlihatkan dunia padaku
Hanya dengan senmyuman kau ajarkanku tuk mencintaimu dengan sepenuh
hatiku
Dan
Hanya dengan senyuman itu pula kau hempaskan aku jatuh ke dalam lembah
kelam yang tak ada ujungnya
Begitu hinakah aku dimatamu,hingga begitu mudah kau lakukan smua ini
padaku
Apakah ini kenyataan,
Ataukah hanya mimpi buruk yang membawaku ikut terpuruk bersamanya
Tuhan,,,,,
Andaikan smua ini hanyalah mimpi
Bangunkanlah aku dari tidurku,
Karena ku takut disaat ku bangun nanti dia telah pergi meninggalkanku

Selasa, 22 Maret 2011

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN
Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet? Selalu “siapa” Bukan “apa” penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu “apa” sebabnya, bukan “siapa”. Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.
Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,” Adik tuh yang salah”, atau “mbak tuh yang salah”. Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. “Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh”. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai “improper guilty feeling”.
Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang “Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb”. Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang: “Nah tuh ada kelinci, kejar aja”. Dia kejar itu kelinci, wesss…., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.
“Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang”.
“Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih”.
Kalau “GOAL” kita hanya untuk “FUN”, isi waktu aja, ya hasilnya Cuma terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI “GOAL”, TAPI NGAWUR MENCAPAINYA
Biasanya dialami oleh orang yang tidak “teachable”. Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI
Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL
Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.

9. BAYANG BAYANG MASA LALU
Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. “Waktu” itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik?? Nggak ada kan ?
Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: “Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar”. Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.
Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar untuk siapa saja yang ingin maju.

Action may not always bring success, but there is no success without action.
“Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/ sukses, tetapi… Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan.”
Sebuah modus baru sedang terjadi dalam minggu ini di Indonesia. Bom buku. Ya, itulah yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada target atau korban yang telah ditentukan. Adanya teror bom buku ini seakan langsung membawa kita pada sebuah nostalgia kelam saat Noordin M Top masih hidup. Namun apakah bom buku ini dilakukan oleh anak buah Noordin ataukah ada kelompok baru yang ingin mencoba lagi menganggu ketenangan hidup masyarakat Indonesia yang sudah mulai melupakan peristiwa menyakitkan pada beberapa tahun yang lalu tersebut. Teror bom buku memang menyisakan banyak pertanyaan tentang apa motivasi dan tujuan dari dikirimkannya paket berupa buku yang telah dipasangi oleh bom

Teror bom buku telah terjadi beberapa kali. Yang pertama ditujukan untuk Ulil Abshar, yang kedua untuk Kombes Pol Gories Mere, berikutnya ditemukan di kediaman Japto S Soerjosoemarmo dan yang terakhir untuk pentolan grup band Dewa, Ahmad Dhani. Entah mengapa bom tersebut dikirimkan untuk tokoh2 tersebut namun pasti ada alasan tersendiri bagi sang pengirim memberikan pesan kematian dalam bentuk sebuah bom buku. Khusus untuk Ahmad Dhani, kita pasti akan sangat terkejut karena musisi yang telah berhasil membesarkan nama Dara The Virgin tersebut sepertinya jauh dari politik atau hal2 yang berbau konfrontasi. Ataukah ini berkaitan dengan pemberitaan gosip tentang asal usul Dhani yang masih berketurunan Yahudi ?

Dengan banyaknya pemberitaan mengenai teror bom buku ini seakan memberikan rasa was2 bagi masyarakat saat menerima paket berupa buku atau benda kotak lainnya. Hal ini tentu saja tidak memberikan kenyamanan bagi rakyat Indonesia yang ingin tetap tenang dan damai dalam menjalankan aktifitas kerseharian. Kita berharap saja agar semua bisa terungkap dan semua kejadian ini bisa menjadi pelajaran agar kita bisa lebih mawas diri serta mengambil hikmah dari semua yang terjadi saat ini