Selasa, 02 November 2010

Berhenti Kerja Setelah Diperkosa!

by Fadly Muin on May 7, 2010
Tragis dan sedih memang, ketika seorang mengalami kekerasan pemerkosaan. Wilayah pribadinyanya telah dikoyak-koyak oleh pihak lain. Ia mengalami tekanan bathin yang luar biasa. Hati hancur dan harapan semakin gelap.
Apalagi bagi seorang pekerja, mengalami pemerkosaan lalu kemudian memutuskan untuk berhenti kerja bukanlah perkara enteng. Banyak konsekuensi logis yang harus ditanggung. Kebutuhan hidup tetap ada dan menuntut untuk dipenuhi. Tentu saja, ia tak bisa berlama-lama berdiam diri dan tak menghasilkan apa-apa.
Begitu kira-kira gambaran jika seorang mengalami pemerkosaan.
Yang saya maksud disini bukanlah pemerkosaan seperti yang ada dibenak kita selama ini. Yaitu pemerkosaan yang dilakukan seorang lelaki hidung belang yang tak bertanggung jawab. Melainkan sebuah pemerkosaan pemikiran yang diderita seseorang yang kemudian ia memutuskan untuk berhenti kerja dan memulai usaha sendiri.
Bagaimana maksudnya?
Begini, bagi orang dewasa, melakukan hubungan seks atas dasar rasa suka sama suka jauh lebih intim, jauh lebih nikmat dibandingkan melakukannya karena dipaksa. Pasti rasanya sakit, tidak enak dan merasa telah diperlakukan ”kasar”.
Sama halnya seseorang yang ingin dan pada akhirnya memutuskan untuk berhenti kerja karena adanya keterpaksaan. Akibat otaknya telah diperkosa oleh rangsangan yang tak diingnkannya. Maka tindakannya untuk keluar dari pekerjaannya saat itu adalah sebuah keputusan yang terpaksa dan gelap.
Akibatnya ia akan berjalan tanpa arah dan tanpa tujuan. Mengalami traumatik akibat prilaku perkosaan yang dideritanya.
Kesuciannya ditempat kerja harus ia tinggalkan, padahal mentalnya belum siap, fikirannya belum mantap untuk meninggalkan semuanya. Akibatnya terlantung-lantung dan mulai terserang virus-virus gagal.
Tentu saja hal ini tak ingin dialami oleh siapapun yang sementara ini sedang merintis karir dan berancang-ancang untuk memulai usahanya sendiri. Sebab anda sudah bisa memprediksikan apa yang terjadi jika anda mengalami pemerkosaan seperti yang dimaksudkan diatas.
Saya bukannya menakut-nakutin ataupun memberikan sinyal negatif terhadap anda yang berkeinginan untuk pindah ke Kuadran B. Melainkan saya justru ingin anda memiliki keinginan dari dalam untuk melakukan semua itu.
Saya ingin anda merangsang diri anda dari dalam dan menikmati rangsangan dari luar, sehingga hasil yang akan anda terima bisa mencapi titik klimaks yang dimaksud. Anda bisa mengalami orgasme putusan yang memuaskan. Enak khan?
Daripada anda harus mengalami pemerkosaan keputusan. Anda menerima saja anjuran untuk memulai usaha sendiri. Menurut yang anda baca, mungkin, bahwa memulai usaha sendiri kemungkinan lebih menyenangkan karena kita bisa mengendalikan penghasilan kita sendiri. Betul!
Tapi kalau tidak siap dari dalam, maka efek traumatik, seperti halnya traumanya orang yang diperkosa akan anda lami juga dalam dimensi yang lain. Sangat disayangkan jika itu sampai terjadi.
Makanya, saya tidak pernah memperkosa istri sendiri untuk berhenti kerja. Saya tidak pernah sama sekali memaksanya. Biarlah dia sendiri yang mengalami rangsangan dari dalam. Biarlah keputusan beraninya itu lahir dan tumbuh akibat rangsangan akumulatif.
Nah sekarang giliran anda. Bagaimana sudah siap orgasme dengan keputusan berhenti kerja, atau masih merasa belum dewasa untuk mencicipi wilayah itu?
Silahkan berbagi disini yah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar